Sabtu, 04 Juni 2011

KEBUDAYAAN KOREA

KEBUDAYAAN KOREA

Nama asli Negara korea adalah Taehan Min’Guk dengan luas wilayah 98.400 km² dan jumlah penduduk sebanyak 48.289.037 jiwa. Bentuk Negara republic dengan kepala Negara Presiden, kepala pemerintahan perdana menteri, dan system pemerintahan presidensial terpusat. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul, dengan bahasa nasional Korea dan mata uang Korsel adalah Won. Kebanyakan penduduk Korea beragama Kristen, Buddha, dan Chongogyoisme. Lagu kebangsaan Korea Selatan adalah Aegukga.

          Sejarah awal Korea berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi. Pada sekitar abad ke-2 sebelum Masehi, bangsa Cina mendirikan koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun, lima abad kemudian, bangsa Korea mengusir mereka keluar. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668 – 935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Akibat adanya kerusuhan yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, dinasti Silla jatuh dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama periode kepemimpinan dinasti Koryo (935 – 1392), Korea mengalami banyak serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan menyerbu dan akhirnya menguasai Korea sehingga Korea menjadi bagian kekaisaran Mongol.


Setelah runtuhnya Mongol pada akhir abad ke-14, berbagai golongan bangsawan dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea . Akhirnya, seorang jenderal yang bernama Yi Sung-Gy menghilangkan pemerintahan yang korup dan mendirikan dinasti Yi (1392 – 1910). Kongfucuisme diperkenalkan sebagai agama resmi. Reformasi politik dan social dimulai. Ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul . Namun, Korea masih tetap terancam oleh Cina dan Jepang. Kedua negara tersebut ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal dari kepang pada tahun 1592 – 1598, Korea jatuh di bawah kekuasaan Manchu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai Korea . Setelah perang Rusia – Jepang pada tahun 1904 – 1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Akan tetapi, polisi Jepang membubarkannya, malah ada yang dibunuh dalam aksi tersebut.

Pada tahun 1945, di akhir perang dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan. Setelah membuat suatu perjanjian, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38˚. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea , sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis. Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan atas kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953. Sejak saat itu, berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal.


Tarian istana Korea adalah tarian Korea yang dipentaskan di istana. Tarian ini ditampilkan oleh para penari profesional untuk tujuan kesenangan dan memiliki karakter yang berbeda dari tarian festival istana atau tarian rakyat yang mengikutsertakan orang-orang untuk menari bersama. Berdasarkan lukisan di makam dinding Goguryeo, dipercaya tarian istana Korea telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan.

Tari istana dinamakan juga Jeongjae yang dapat bermakna "dedikasi kepada raja", "membayar upeti", atau "mempertunjukkan bakat" dimana sang penari memperlihatkan kesenian dan bakatnya kepada seseorang yang berkedudukan lebih tinggi. Jeongjae mencakup makna yang luas, tidak hanya lagu dan tari, namun juga akrobat, berjalan di atas tali, dan berbagai aksi pertunjukkan lain yang dipentaskan di pesta-pesta istana.

Istilah Jeongjae diciptakan dan digunakan secara luas semenjak zaman Dinasti Joseon dan dapat dijumpai pada perayaan-perayaan nasional, pesta istana, hiburan untuk utusan asing, anggota keluarga kerajaan atau bangsawan. Hal-hal yang terkandung di dalamnya termasuk puji-pujian terhadap kerajaan, harapan akan panjang umur, kesehatan dan jasa-jasa raja, serta kedamaian dan kemakmuran negeri. Negara mengelola semua hal yang berkaitan dengan pementasan Jeongjae seperti melatih dan mengatur para penari yang terdiri atas gisaeng berbakat, anak laki-laki dan musisi dan juga menciptakan dan menghimpun pertunjukkan Jeongjae baru.

Proses penciptaan sebuah tarian istana dimulai dengan menulis lirik dan memilih nama tarian, lalu menambahkan komposisi musik dan gerakan tarian. Keunikan tari istana Korea adalah gerakannya dinarasikan dari cerita yang tertuang dalam lirik lagu dari awal sampai akhir pertunjukkan. Lagu-lagu tersebut digolongkan menjadi nama-nama berbeda bergantung kepada siapa yang menyanyikan dan kapan dinyanyikan. Lagu yang dinyanyikan oleh penari dinamakan changsa yang berbunyi ungkapan atau kalimat naratif. Tari istana Korea lebih bergantung kepada lagu dibanding gerakan untuk mengekspresikan cerita, sehingga gerakan-gerakan tari tidak berhubungan erat dengan cerita.

Para penari istana mengenakan selendang lengan panjang yang dinamakan hansam dan saat menyanyikan changsa, mereka menyembunyikan mulut mereka di belakang hansam tersebut. Kecantikan tari istana ini tidak hanya dipandang dari gerakannya, namun keseluruhan pementasan dimaksudkan untuk menyenangkan hati penonton. Di suatu pementasan Jeongjae, raja dan ratu duduk di bagian depan, para pejabat kerajaan atau tamu duduk masing-masing di depan mejanya dan pemusik di arah selatan dan para penari berada di tengah-tengah. Saat para penonton saling bercengkrama dan menikmati minuman, para penari mulai menari dengan perlahan dan mengayunkan selendang untuk menciptakan gerakan yang indah, terutama saat tiap gelas minuman dituangkan.

Sebagian besar tarian istana ditarikan secara berkelompok dan mereka menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang berhubungan dengan tema tarian. Kostum dan perhiasan di kepala dibuat semenarik mungkin dan perlengkapan dalam tarian dibuat tampak nyata, besar dan meriah.

Perasaan dan emosi pribadi tidak diekspresikan dalam pertunjukkan tari istana. Musik pengiring berjalan lambat dan gerakan yang mengikutinya juga harus elegan dan lembut seakan-akan para penari benar-benar menghidupkan kenyataan. Hal ini menunjukkan keanggunan tarian ini diungkapkan lewat gerakan gemulai dan garis lekuk tubuh penari. Gerakan tari istana Korea benar-benar lambat dan hati-hati sehingga ada saat-saat yang dinamakan "dinamisme diam", atau dengan kata lain diam yang tampak bergerak dan gerakan yang tampak diam.

Gainjeonmokdan, salah satu tarian istana Korea.
Komentar : Kebudayaan Korea ini sangat beraneka ragam, seperti halnya indonesia, Korea selatan sendiri memiliki tarian tradisional, salah satunya adalah tarian istana, tarian ini biasa dilakukan secara berkelompok.



http://goamma.blogspot.com/2011/04/tarian-istana-korea.html
http://ilmihandayanip.blogspot.com/2011/04/kebudayaan-korea.html


NAMA      : ILYAS GINANJAR
NPM       : 19110192
KELAS     : 1KA04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar